Kepraktisan komunikasi inilah yang menjadi pilihan utama mengapa seseorang menggunakan ponsel.Dengan peran ponsel yang semakin dominan saat ini, tidaklah heran jika kita sebaiknya merawat benda ini sebaik mungkin sehingga keefektifannya terjaga. ada delapan cara untuk memaksimalkan ponsel beserta semua perangkat didalamnya.
1. Caslah baterai sampai penuh dan segera isi ulang baterai Anda jika memang sudah habis. Mengisi baterai ponsel di saat tenaga baterai hanya sedikit berkurang atau belum sepenuhnya habis akan menyebabkan baterai cepat rusak.
2. Aktifkan kode akses ponsel seperti PIN yang ada dalam SIM Card atau kode Phone-Lock untuk menghindari adanya tangan-tangan usil yang kurang bertanggung jawab yang dapat menggunakan ponsel Anda secara ilegal.
Bahkan dengan nomor International Mobile Equipment Identity (IMEI) ponsel, kita dapat memblokir ponsel yang dicuri supaya tidak bisa digunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Nomor IMEI dapat digunakan untuk menentukan apakah handset sedang rusak, maupun untuk menindaklanjuti pengaduan terhadap pencurian ponsel. Oleh karena itu, tidak ada salahnya mencatat nomor IMEI sehingga ketika Anda kehilangan ponsel, Anda bisa melaporkannya ke operator. Dengan demikian, operator bisa melacak keberadaan ponsel yang hilang tersebut dan memblokirnya.
3. Aktifkan keypad lock ponsel agar tidak terjadi panggilan yang tidak terencana ke nomor tertentu.
4. Pilih baterai resmi yang kualitasnya terjamin. Meskipun mahal, baterai resmi lebih tahan lama dan aman daripada baterai palsu yang seringkali dijual dengan harga yang jauh lebih murah. Memakai baterai palsu yang kurang awet akan memaksa kita untuk melakukan pemborosan dengan sering mengisi daya baterai.
5. Gunakan kain lembut untuk membersihkan ponsel, jangan pernah mencoba membersihkan ponsel dengan cairan kimia dan cairan pembersih lainnya karena akan merusak ponsel.
6. Gunakan pelindung ponsel seperti sarung, dan plastik pembungkus lainnya untuk menghindari ponsel dari debu, kotoran lain termasuk goresan-goresan.
7. Letakkan ponsel Anda di tempat yang kering dan aman. Hindarkan pemakaian ponsel di tempat-tempat yang dilarang karena akan menyebabkan arus listrik yang berbahaya dan ancaman lain.
8. Selalu letakkan ponsel di tempat dengan temperatur yang stabil dan normal sehingga tidak terjadi kondensasi dan kerusakan ponsel akibat suhu yang terlalu tinggi atau rendah.
Ok, semoga bermanfa’at
selanjutnya boss.. »»
Putra Daimler menjadi orang pertama yang mengendarai sepeda motor ketika dia mencoba kreasi ayahnya tersebut pada tanggal 10 November 1885 dengan kecepatan mendekati 10Kpj.
Beberapa model sepeda motor kemudian di perkenalkan di Jerman, Perancis dan Inggris dengan fokus pengembangan pada kepraktisannya sebagai alat transportasi.
Tahun 1903, Arthur Davidson dan saudaranya Walter bersama tetangganya William Harley membuat motor Harley-Davidson yang pertama. Setahun kemudian mereka mulai memproduksi sepeda motor untuk di jual. Tahun 1909 Harley-Davidson mengenalkan mesin V-Twin yang pertama, yang memiliki dua silinder dengan konfigurasi seperti huruf “V”. Mesin tersebut memiliki suara yang besar, bergemuruh dan terkesan jantan, tak lama mesin tersebut menjadi mesin Amerika klasik.
Selama tahun 1914, bentuk dasar dari sepeda motor modern mulai terbentuk. Bentuk tersebut meliputi peletakan mesin di antara roda depan dan belakang dan sebuah rantai untuk mentransger tenaga dari mesin ke roda belakang.
Selama PD I (1914-1918), sepeda motor terbukti sebagai sarana transportasi yang tangguh bagi militer Amerika dan Eropa, mampu mengurangi beban jalan raya dan mampu membawa alat komunikasi jauh lebih ke depan garis pertempuran. Sesudah perang, penggunaan sepeda motor menyebar luas ke Eropa dan Amerika.
Sampai tahun 1950-an, kebanyakan sepeda motor di Amerika utara di produksi oleh Harley-Davidson atau oleh perusahaan Inggris seperti Birmingham Small Arms Company (BSA), Norton, dan Triumph.
Periode 1960 dan 1970, perusahaan Jepang seperti Honda, Kawasaki, Suzuki, dan Yamaha, mulai memperkenalkan sepeda motor dengan pengembangan pada mesin dan suspensi dan mereka mampu bersaing dengan produsen motor yang sudak lebih dulu ada. Kelak, sepeda motor dengan mesin 4 langkah 750 sampai 1200 cc yang bertenaga besar produksi mereka akan mendominasi pasar sepeda motor sampai sekarang.
selanjutnya boss.. »»
Untuk menggunakan antena kaleng / wajanbolic diperlukan kabel USB yang cukup panjang antara 5 s/d 15 meter. Pemakaian perpanjangan kabel usb ini selain harganya lebih ekonomis dan mudah dalam pengerjaannya dibanding bila menggunakan kabel USB Active Extension Cable yang harganya lebih mahal dari USB WIFI. Dalam pengerjaan tersebut diperlukan peralatan pendukung antara lain :
- Alat pemotong (pisau/gunting).
- Multitester (yang gunanya untuk mengetahui baik tidaknya kabel usb dan utp).
- Solder dan timah secukupnya.
- Solatip untuk membungkus kabel yang telah disolder.
lihat ini
<"class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Sedikit tips merawat bateray ponsel supaya awet, tahan lama dan berfungsi dengan baik serta mengurangi pengeluaran dana untuk ponsel anda:
1. Matikan Ponsel saat pengisian ulang. Karena jika anda mengaktifkan ponsel saat
melakukan charge akan mengakibatkan pengisian bateray tidak akan maksimal.
Sebab ponsel tersebut juga membutuhkan daya listrik yang tinggi, apalagi pada
saat pengisian anda menggunakannya untuk telephone, bermain games, memutar Mp3
(jika ada) maka bateray akan cepat rusak.
2. Cabut charge jika bateray sudah penuh untuk mengurangi konsumsi listrik
yang berlebihan pada ponsel karena bisa membuat ponsel panas.
Kalau anda termasuk
orang yang malas, anda bisa menggunakan charge otomatis yaitu bila bateray
sudah penuh maka charge akan menghentikan proses pengisian bateray dengan
sendirinya.
3. Hindari terlalu sering mengisi ulang bateray. Lakukan pengisian ulang jika
baterai sudah lemah.
4. Hindari charge ponsel di mobil karena potensi terjadi fluktuasi tegangan yang
di sebabkan hidup dan matinya mesin menyebabkan umur bateray jadi lebih pendek.
Lebih baik lakukan pengisian dari jaringan listrik PLN.
5. Hindari charge ponsel di mobil karena potensi terjadi fluktuasi tegangan
yang di sebabkan hidup dan matinya mesin menyebabkan umur bateray jadi
lebih pendek. Lebih baik lakukan pengisian dari jaringan listrik PLN.
Mungkin sedikit tips yang sering saya lakukan ini bisa membantu anda supaya bateray awet karena mengingat bateray memiliki lifetime (usia pakai) sekitar 400 - 500 kali charge. Waktu charging tidak berpengaruh.
Selamat mencoba tips sederhana ini dan mudah-mudahan bateray anda bisa tahan lama.
Computer bagi manusia untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perangkat elektronik yang dapat dipakai untuk mengolah data dengan perantaraan sekumpulan program dan mampu memberikan informasi dari hasil pengolahan tersebut. Dalam bahasa indonesia sering ditulis dengan komputer.
Istilah Computer berasal dari kata Compute, yang berarti menghitung. Artinya, setiap proses yang dilaksanakan oleh komputer merupakan proses matematika hitungan. Jadi apapun yang dilakukan oleh komputer, baik penampakan pada layar monitor, suara, gambar, dll. diolah sedemikian rupa dari perhitungan secara elektronik.
Komputer adalah hasil dari kemajuan teknologi elektronika dan informatika yang berfungsi sebagai alat bantu untuk menulis, menggambar, menyunting gambar atau foto, membuat animasi, mengoperasikan program analisis ilmiah, simulasi dan untuk kontrol peralatan.
Bentuk komputer yang dulu cukup besar untuk mengoperasikan sebuah program, sekarang berbentuk kecil dengan kemampuan mengoperasikan program yang beragam. Perlengkapan elektronik (hardware) dan program (perangkat lunak/software) telah menjadikan sebuah komputer menjadi benda yang berguna.
Sebuah komputer yang hanya memiliki perlengkapan elektronik saja atau software saja tidak akan berfungsi. Dengan ada keduanya maka komputer dapat berfungsi menjadi alat yang berguna.
Sistem komputer juga dapat dikembangkan untuk mengontrol peralatan mesin produksi ataupun peralatan rumah tangga. Dengan menambah rangkaian elektronik buatannya, maka komputer biasa bisa dipergunakan untuk mengendalikan peralatan-peralatan industri dan rumah tangga. Adanya kecenderungan pemanfaatan komputer untuk kontrol seperti ini dengan dukungan teknologi chip IC telah memungkinkan orang membuat robot kecil yang berguna seperti robot kendaraan yang dipergunakan dalam misi ruang angkasa.
Berdasarkan data yang diolahnya, komputer terdiri dari:
- Komputer analog
- Komputer digital
- Komputer hibrid
Berdasarkan penggunaannya, komputer dibagi menjadi dua yaitu :
- Special purpose computer
- General purpose computer
Berdasarkan skala kemampuannya, komputer dibagi menjaditiga yaitu:
- Small scale computer
- Medium scale computer
- Large scale computer
Klasifikasi komputer terbagi atas enam, yaitu:
1. Microcontroller
2. Microcomputer
3. Engineering workstation
4. Minicomputer
5. Mainframe
6. Supercomputer
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Taman Kanak-kanak (TK) sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan usia dini, berada pada jalur pendidikan formal sebagaimana tertuang pada pasal 28 ayat (3) bahwa “Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudlatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat”. Implikasinya adalah bahwa keberadaan dan penyelenggaraan TK perlu diatur dalam suatu kebijakan tertentu oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Taman Kanak-kanak (TK) sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan usia dini, berada pada jalur pendidikan formal sebagaimana tertuang pada pasal 28 ayat (3) bahwa “Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudlatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat”. Implikasinya adalah bahwa keberadaan dan penyelenggaraan TK perlu diatur dalam suatu kebijakan tertentu oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional.
Seiring dengan inovasi pendidikan sebagai salah satu realisasi otonomi pendidikan, pemerintah sejak beberapa tahun terakhir telah mengembangkan Kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi. Kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. Kurikulum TK dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik fisik maupun psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial-emosional dan kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik-motorik, dan seni agar siap memasuki pendidikan dasar.
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan kurikulum terdapat beberapa kompetensi. Kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum TK merupakan kemampuan-kemampuan yang harus dicapai oleh anak didik selama mengikuti pendidikan di TK. Penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian kemampuan anak didik.
Penilaian terhadap perkembangan anak didik dilakukan secara terencana, sistematis dan berkesinambungan. Di samping itu penilaian dapat memberikan umpan balik bagi guru agar mampu menyempurnakan proses pembelajaran. Dengan demikian penilaian merupakan kegiatan yang penting dalam serangkaian program pendidikan sehingga perlu ada pedoman yang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan oleh guru dan penyelenggara TK.
Tujuan Pedoman
Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan salah satu acuan bagi guru dan penyelenggara pendidikan TK dalam melaksanakan penilaian terhadap perkembangan anak didik.
A. Pengertian
Penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui pembelajaran.
B. Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik selama mengikuti pembelajaran.
C. Fungsi Penilaian
Fungsi penilaian adalah sebagai berikut:
1. Memberikan umpan balik kepada guru untuk menyempurnakan pembelajaran.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk membimbing perkembangan anak didik baik fisik maupun psikis sehingga dapat berkembang secara optimal.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap anak didik yang memerlukan perhatian khusus.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
5. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik sebagai bentuk pertanggungjawaban.
6. Sebagai informasi bagi orang tua untuk menyesuaikan pendidikan keluarga dengan proses pembelajaran di TK.
7. Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya terhadap anak didik.
D. Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian mencakup dua bidang pengembangan,sebagai berikut:
1. Bidang pengembangan diri meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial-emosional dan kemandirian.
2. Bidang pengembangan kemampuan dasar meliputi kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni.
E. Prinsip-prinsip Penilaian
1. Terencana
Penilaian dilakukan secara terencana sesuai dengan aspek perkembangan yang akan dinilai.
2. Sistematis
Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram.
3. Menyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek perkembangan anak baik moral dan nilai-nilai agama, sosial-emosional, kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik/motorik, seni.
4. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan anak didik.
5. Obyektif
Penilaian dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan sebagaimana adanya.
6. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi dan mengembangkan anak didik secara optimal.
7. Kebermaknaan
Hasil penilaian harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi guru, orang tua, anak didik dan pihak lain.
CARA, ALAT DAN PROSEDUR PENILAIAN
Penilaian dilaksanakan berdasarkan gambaran/informasi tentang perkembangan anak didik yang diperoleh dengan penilaian tertentu.
Di dalam pedoman ini disajikan tiga bentuk penilaian yang merupakan alternatif pilihan yang dapat digunakan guru untuk menilai perkembangan anak didik.
A. Penilaian dengan Menggunakan Simbol
1. Cara penilaian
Dalam melaksanakan penilaian dengan menggunakan simbol guru dapat memakai cara penilaian berupa :
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap sikap, perilaku dan berbagai kemampuan yang ditunjukkan anak.
b. Catatan anekdot (anecdotal record)
Catatan anekdot adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung tentang sikap dan perilaku anak yang muncul secara tiba-tiba (peristiwa yang terjadi secara insidental).
c. Percakapan
Percakapan adalah cara pengumpulan data melalui interaksi lisan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak mengenai sesuatu hal.
d. Penugasan
Penugasan adalah cara pengumpulan data berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok.
e. Unjuk kerja
Unjuk kerja adalah cara pengumpulan data yang menuntut anak didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olah raga, memperagakan sesuatu.
Cara-cara penilaian di atas dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan terintegrasi dengan metode pembelajaran.
2. Alat Penilaian
Alat penilaian yang digunakan adalah :
a. SKH (Satuan Kegiatan Harian )
b. Format catatan anekdot (anecdotal record)
3. Prosedur Penilaian
a. Guru melaksanakan penilaian dengan mengacu pada kemampuan (indikator) yang hendak dicapai dalam satu satuan kegiatan yang direncanakan dalam tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan seiring dengan kegiatan pembelajaran. Guru tidak secara khusus melaksanakan penilaian, tetapi ketika pembelajaran dan kegiatan bermain berlangsung, guru dapat sekaligus melaksanakan penilaian. Dalam pelaksanaan penilaian sehari-hari, guru menilai kemampuan (indikator) semua anak yang hendak dicapai seperti yang telah diprogramkan dalam satuan kegiatan harian (SKH).
b. Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:
1). Catatlah hasil penilaian pada kolom penilaian perkembangan anak dalam Satuan Kegiatan Harian (SKH).
2). Anak yang belum mencapai indikator seperti diharapkan dalam SKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan kosong (0).
3). Anak yang sudah melebihi indikator yang tertuang dalam SKH atau mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan secara tepat/cepat/ lengkap/benar, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan tanda bulatan penuh (●).
4). Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai dengan indikator yang tertuang dalam SKH, maka pada kolom penilaian dituliskan kata ”semua anak” dengan tanda cheklist (√) misal : semua anak √.
3. Hasil catatan penilaian yang ada dalam satuan kegiatan harian (SKH) dirangkum dan dipindahkan ke dalam format rangkuman penilaian perkembangan anak didik TK.
a. Apabila hasil penilaian pada perkembangan anak dalam 1 bulan pada SKH lebih cenderung memperoleh bulatan penuh maka hasilnya akan dipindahkan bulatan penuh pada rangkuman bulanan dengan selalu memperhatikan proses perubahan perilaku dan kemampuan dalam pembelajaran.
Contoh :
√
√ √
√ √
√
√
b. Apabila hasil penilaian pada perkembangan anak dalam 1 bulan pada SKH lebih cenderung memperoleh bulatan kosong maka hasilnya akan dipindahkan bulatan kosong pada rangkuman bulanan.
Contoh :
√
√ √
√
√ √
√
c. Apabila hasil penilaian pada perkembangan anak dalam 1 bulan pada SKH lebih cenderung seimbang perolehan bulatan penuh dan bulatan kosong maka hasilnya berupa tanda ceklist (√) yang kemudian dipindahkan ke rangkuman bulanan.
Contoh :
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √
√
√
√
Keterangan :
√ /
} Ketika guru menyimpulkan hasil akhir setiap bulan, hendaknya melihat catatan anekdot
/ √
d. Data dari buku rangkuman selama satu semester dianalisis dan disimpulkan untuk menetapkan gambaran perkembangan anak yang dideskripsikan ke dalam laporan penilaian.
Catatan:
• Hasil catatan penilaian yang ada dalam Satuan Kegiatan Harian (SKH) di rangkum dan dipindahkan ke dalam satu format rangkuman penilaian yang mencakup bulanan dan semester.
• Untuk menunjukkan ketercapaian indikator, selain menggunakan simbol bulatan penuh,kosong dan ceklist, guru dapat menggunakan simbol lain seperti simbol bintang ( = o, = √, = ●)
• Contoh format rangkuman penilaian perkembangan anak didik TK kelompok A dan B dapat dilihat pada lampiran 8.
B. Penilaian dengan Menggunakan Portfolio
1. Cara Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian dengan portfolio guru dapat menggunakan cara penilaian berupa :
Observasi,Catatan anekdot (anecdotal record), Percakapan, penugasan unjukkerja, selain itu juga kumpulan hasil karya anak.
Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung tetapi menggunakan format/ alat penilaian tersendiri. Guru harus mengisi format sesuai dengan SKH yang diprogramkan.
2. Alat Penilaian
Alat penilaian portfolio dapat menggunakan format-format sebagai berikut:
a. Format observasi (lampiran 2)
b. Format catatan anekdot (lampiran 3)
c. Format percakapan ( lampiran 4)
d. Format penugasan ( lampiran 5)
e. Format unjuk kerja ( lampiran 6)
3. Prosedur Penilaian
a. Guru melihat SKH yang dibuat dalam satu hari pembelajaran.
b. Guru mengklasifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas.
Contoh : percakapan, penugasan, unjuk kerja dan lain-lain.
c. Guru menyiapkan format-format penilaian sesuai dengan kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam SKH .
d. Dalam mempersiapkan format penilaian guru menentukan waktu, kegiatan pembelajaran dan aspek yang dinilai.
e. Guru menuliskan hasil penilaian ke dalam format-format penilaian.
f. Setiap hasil karya anak dideskripsikan oleh guru pada lembar hasil karyanya.
g. Guru mendokumentasikan, menganalisis dan menyimpulkan hasil penilaian berikut berbagai deskripsi hasil karya anak didik ke dalam format rangkuman penilaian ( lampiran 7)
Setelah satu semester guru merangkum hasil penilaian perkembangan anak secara keseluruhan kemudian dinarasikan dan dituangkan ke dalam BLP (Buku Laporan Perkembangan Anak)
C. Penilaian Gabungan
Penilaian ini merupakan gabungan antara penilaian yang menggunakan simbol dan portfolio. Sedangkan cara, alat, dan prosedur penilaian sesuai dengan penjelasan di atas.
PELAPORAN HASIL PENILAIAN
A. Pengertian
Pelaporan merupakan kegiatan menyampaikan dan mengkomunikasikan hasil penilaian guru tentang perkembangan anak didik.
B. Bentuk Pelaporan
Berdasarkan hasil rangkuman perkembangan anak didik setiap penggalan waktu tertentu, penilaian dilaporkan dalam bentuk uraian (deskripsi) singkat dari masing-masing program pengembangan di TK, yaitu:
1. Program pengembangan diri
2. Program pengembangan kemampuan dasar
Uraian (deskripsi) dirumuskan dan dibuat seobyektif mungkin sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah bagi orang tua/wali atau bagi yang berkepentingan dalam bentuk Laporan Perkembangan Anak Didik TK. Contoh uraian (deskripsi) dan bentuk pelaporan perkembangan anak didik TK disajikan pada lampiran 9, 10, dan 11.
C. Pola Penulisan Laporan
Berdasarkan hasil penilaian guru tentang perkembangan anak selama satu semester maka pola pelaporan yang dituangkan ke dalam buku perkembangan anak didik TK mengikuti kriteria sebagai berikut:
1. Uraian perkembangan secara umum.
2. Uraian perkembangan kemampuan anak yang menonjol atau lebih pada semua aspek perkembangan.
3. Uraian perkembangan kemampuan anak yang masih perlu ditingkatkan pada aspek perkembangan anak.
D. Teknik Melaporkan Hasil Penilaian
Laporan Perkembangan Anak Didik TK dilaporkan oleh kepala/guru TK secara lisan dan tertulis. Cara yang ditempuh dapat dilaksanakan dengan bertatap muka serta dimungkinkan adanya hubungan dan informasi timbal balik antara pihak TK dan orang tua/wali. Hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan kegiatan ini hendaknya menjaga kerahasiaan data atau informasi, artinya bahwa data atau informasi tentang anak didik hanya diinformasikan dan dibicarakan dengan orang tua/wali anak didik yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka bimbingan selanjutnya.
Penilaian merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, karena melalui penilaian guru dapat mengetahui perkembangan anak secara keseluruhan dan berkesinambungan.
Melalui penilaian ini guru mendapatkan umpan balik untuk menyempurnakan proses pembelajaran berikutnya.
Pedoman ini disusun untuk dijadikan acuan bagi para guru dan penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan penilaian pendidikan di TK. Dengan melaksanakan penilaian secara benar sesuai prinsip-prinsip penilaian, diharapkan anak didik dapat berkembang seoptimal mungkin sehingga mutu pendidikan di TK lebih meningkat. Dalam pelaksanaannya guru dapat mengembangkan penilaian sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan kondisi daerah masing-masing.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia pendidikan.
Dunia pendidikan harus mau mengadakan inovasi yang positif untuk kemajuan pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi dibidang kurikulum,
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia pendidikan.
Dunia pendidikan harus mau mengadakan inovasi yang positif untuk kemajuan pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi dibidang kurikulum, sarana-prasarana, namum inovasi yang menyeluruh dengan menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan pendidikan. Teknologi pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang konvensional menjadi nonkonvensional.
Sebelum membahas teknologi pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui pengertian teknologi. Kata Teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat elektronik. Tapi oleh ilmuwan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sebagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia.
Menurut Yp Simon (1983), teknologi adalah suatu displin rasional yang dirancang untuk meyakinkan penguasaan dan aplikasi ilmiah.
Menurut (An) Teknologi tidak perlu menyiratkan penggunaan mesin, akan tetapi lebih
banyak penggunaan unsur berpikir dan menggunakan pengetahuan ilmiah.
Menurut Paul Saetiles (1968). Teknologi selain mengarah pada permesinan, teknologi meliputi proses, sistem, manajemen dan mekanisme kendali manusia dan bukan manusia.
Pengertian Teknologi Pendidikan diabad ke dua puluh meliputi lentera pertama proyektor slide, kemudian radio dan kemudian gambar hidup. Sedangkan abad 19 ke bawah sampai lima belas teknologi lebih diartikan papan tulis dan buku.
Menurut Prof. Sutomo dan Drs. Sugito, M.Pd Teknologi Pendidikan adalah proses yang kompleks yang terpadu untuk menganalisis dan memecahkan masalah belajar manusia/ pendidikan.
Menurut ”Mackenzie, dkk” (1976) Teknologi Pendidikan yaitu suatu usaha untuk mengembangkan alat untuk mencapai atau menemukan solusi permasalahan.
Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah
pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa:
- Teknologi Pendidikan lebih dari perangkat keras. Ia terdiri dari desain dan lingkungan yang melibatkan pelajar.
- Teknologi dapat juga terdiri segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk melibatkan pelajaran; strategi belajar kognitif dan keterampilan berfikir kritis.
- Belajar teknologi dapat dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara aktif, konstruktif, autentik dan kooperatif seta bertujuan.
Macam-macam Teknologi Pendidikan
Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global. Untuk itu ada lima teknologi baru yang dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik.
1. Lima macam Teknologi
a. Teknologi yang pertama : Sistem berpikir
Sistem berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait.
b. Teknologi yang kedua: Desain sistem
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.
c. Teknologi yang ketiga: Kualitas pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan/ sekolah.
d. Teknologi yang keempat : Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke arah perubahan positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Kontrol).
e. Teknologi yang kelima : Teknologi pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan Pelajar elektronik (Komputer, multimedia, Internet, telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah sistem pemikiran yang berlaku untuk instruksi dan belajar. Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual, untuk perubahan yang efektif.
2. Tiga macam teknologi pendidikan
Macam-macam teknologi pendidikan menurut Davies (1972) ada tiga yaitu:
a. Teknologi pendidikan satu
Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras seperti proyektor, laboratorium, komputer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya). Teknologi mekanik ini dapat mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan , memperkuat suara, mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli material yang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu ini efektif dan efisien.
b. Teknologi pendidikan dua
Teknologi pendidikan dua mengacu pada ”perangkat lunak” yaitu menekankanpentingnya bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam pengembangan instruksional, metodologi pengajaran, dan evaluasi. Jadi teknologi dua, menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui yang sekarang, bermanfaat pada pengalaman belajar Mesin dan mekanisme dipandang sebagai instrumen presentasi atau transmisi.
c. Teknologi pendidikan tiga
Teknologi pendidikan tiga, yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “peragkat keras“ dan perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi utamanya yaitu ke arah pendekatan sistem, dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam orientasi diagnostik yang menarik. Dari ketiga macam tekonologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan sebagai persepsi yang benar, namum juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya perangkat keras dan lunak.
Manfaat Teknologi pendidikan dan kekurangannya
1. Manfaat teknologi pendidikan
•Teknologi Pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi pengetahuan:
Untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan
Untuk organisir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan pelajar.
•Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar :
Untuk mengakses informasi yang diperlukan.
Untuk perbandingan perspektif, kepercayaan dan pandangan dunia.
•Teknologi pendidikan sebagai media sosial untuk mendukung pelajaran dengan berbicara.
Untuk berkolaborasi dengan orang lain.
Untuk mendiskusikan, berpendapat dan membangun konsensus antara anggota sosial.
•Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar
Untuk membantu pelajar mengartikulasikan dan memprentasikan apa yang mereka ketahui.
•Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan/sekolah.
•Tekonologi pendidikan dapat meningkatkan fektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
•Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan.
2. Kekurangannya
•Pihak guru yang tidak bisa mengoperasikan/menguasai elektronika akan tertinggalkan oleh siswa.
•Teknologi pendidikan memerlukan SDM yang berkualitas untuk bisa mempercepat inovasi sekolah, sedangkan realita masih kurang.
•Teknologi pendidikan baik itu hardware maupun soffware membutuhkan biaya yang mahal.
•Keterbatasan sarana prasarana sekolah akan menghambat inovasi pendidikan.
•Penggunaan teknologi pendidikan dalam bentuk Hardware memerlukan control yang tinggi dari guru atau orang tua terutama internet dan software.
•Siswa yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi cenderung gagal.
Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut ashby 1967 ada empat :
1. Ketika masyarakat /orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
2. Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
3. Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku lebih luas.
4. Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor, perekan internet, LAN, dsb ).
Keempat perubahan di atas di dunia pendididkan telah menimbulkan banyak masalah, dan untuk itulah kelima teknologi yang dibahas pada point sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan. Perubahan pendidikan/sekolah yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, sistem
desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen. Sekarang sekolah negeri maupun swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan mereka. Banyak program sekolah yang ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan maupun status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya. Yang jelas perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM yang berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desein pendidikan, punya kiat manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa antara inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Inovasi merupakan okbyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya.
- Dalam inovasi pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang inovasi pendidikan, sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa digunakan untuk sasaran/tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.
Program PAUD merupakan salah satu program prioritas Depdiknas. Karena pada masa usia PAUD 0-6 tahun adalah masa yang paling potensial untuk membangun dan menumbuhkembangkan potensi anak. Wujud dari upaya Depdiknas ini terlihat dari perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD, 50,03 persen dari 29,8 juta anak pada tahun 2008 dan 53,9 persen pada tahun 2009. APK PAUD formal maupun PAUD nonformal akhir tahun 2009 adalah baik yang dikelola Depdiknas maupun Departemen Agama. Depdiknas menargetkan APK PAUD sebesar 72 persen pada tahun 2014.
Ditunjuknya Muhammad Nuh, yang sebelumnya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, membawa angin segar bagi pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di bidang pendidikan. Melalui pemanfaatan TIK, target PAUD 2014 akan tercapai. Harapan yang terlalu besar ini kepada Menteri Baru, sudah barang tentu harus disertai dengan langkah-langkah bagaimana mempersiapkan TIK dalam Pendidikan Anak Usia Dini.
Donna Rice Hughes dalam bukunya “Kids Online: Protecting Your Children in Cyberspace”, 1998, menyatakan bahwa “Kita berada di garis-depan medan pertempuran untuk membuat internet aman untuk anak-anak kita.” Melalui buku ini setiap orangtua mendapat informasi dan menjadi rujukan yang berharga sewaktu mereka berjuang untuk membesarkan anak-anak di jaman digital.
Pengenalan teknologi informasi dan komunikasi kepada anak perlu didasari oleh teori perkembangan anak di usia 0-8 tahuan – 0-2 tahun, usia pembinaan orang tua; 2-4 tahun, usia pra sekolah; 4-6 tahun, usia sekolah formal; dan 6-8 tahun, usia persiapan pendidikan dasar. Perkenalan mengenai teknologi informasi setiap kategori usia dini berbeda.
Gap Generasi-Teknologi
Biasanya anak-anak kita mengetahui jauh lebih banyak dari yang kita lakukan terhadap teknologi baru. Meskipun kita berusaha untuk mengatur settingan komputer kita, anak-anak kita mengklik hal yang menarik selama mereka berselancar di dunia maya, yang dulu mungkin belum ada sewaktu kita seusia mereka.
Anak-anak kita telah banyak terpapar baik manfaat dan bahaya internet. Kolega saya bercerita – dari “sepuluh muridnya, ada 4 muridnya sangat keranjingan komputer”. Sulit baginya untuk mengatasinya, jangan sampai anak didiknya memperoleh bahaya daripada manfaatnya. Karena kolega saya juga mempunyai keterbatasan dalam penguasaan teknologi.
Bagaimana kita mulai untuk menjembatani kesenjangan ini, sehingga kita akan dapat membantu anak-anak kita bersiap-siap untuk menggunakan “Teknologi Informasi Komunikasi sesuai dengan umurnya? Tantangan bagi keterlibatan dalam media global ini mungkin tampak lebih sulit daripada yang telah kita hadapi sebelumnya sebagai orangtua, guru, sekolah, penyelenggara TIK dan masyarakat.
Apalagi, pada saat ini pemenuhan TIK mendapat perhatian dan dukungan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hamadoun Touré, Sekretaris Jenderal ITU menyebutkan bahwa "ITU berkomitmen untuk menghubungkan dunia. Dan untuk mencapai tujuan ini, perangkat terjangkau harus dibuat tersedia bagi setiap orang di mana mereka berada untuk mengambil manfaat dengan mengakses pengetahuan informasi berbasis masyarakat
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, PBB memberikan Laptop gratis kepada peserta Konferensi Asia di Bangkok 2008, sebagai upaya untuk meningkatkan akses murah teknologi informasi dan komunikasi di seluruh dunia. Kita harus menyadari bahwa melalui Online, banyak manfaat yang dapat diperoleh anak-anak: Peluang pendidikan; Keterampilan membaca; Komunikasi; Hiburan; Dan lain-lain.
Namun, dengan hebatnya kemampuan Teknologi Informasi Komunikasi secara ‘Online’, sama seperti dengan industri cetak dan film; teknologi internet/online – anak-anak dapat menemukan beberapa hal yang tidak aman, konten yang berbahaya, dan kegiatan illegal di komunitas internet/online. Bahaya yang dimaksud antara lain: Distribusi pornografi; Seksual predator; Informasi yang salah dan pesan tersembunyi; Kehilangan privasi; Amoral; Pengembangan masa anak dari gangguan perilaku.
TIK Layak Anak
Untuk menyediakan TIK dalam PAUD yang layak anak perlu memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak. TIK yang digunakan memperhatikan perkembangan anak. Selain itu pula TIK dalam PAUD memperhatikan waktu yang singkat (10-20 mnt (3thn), 40 mnt (8thn)), serta peralatan dan ruang yang cocok bagi anak.
Untuk menyediakan TIK dalam PAUD yang layak anak, harus memenuhi delapan prinsip untuk menentukan kesesuaian aplikasi TIK yang akan digunakan. Delapan prinsip dimaksud adalah (1) Pastikan tujuan pendidikan; (2) Mendorong kolaborasi; (3) Mengintegrasikan dengan aspek-aspek lain dari kurikulum; (4) Anak harus berada dalam kontrol; (5) Pilih aplikasi yang transparan dan intuitif; (6) Hindari aplikasi yang mengandung kekerasan; (7) Sadar akan isu kesehatan dan keselamatan; dan terakhir (8) Pendidikan mendorong ketertiban orang tua.
Sedangkan untuk menghindari komputer atau laptop di rumah terakses dengan alamat website yang tidak dikehendaki, karena berisi pornograpi. Pemerintah telah meluncurkan Nawala Project - yang berfungsi untuk memfilter konten yang tidak dikehendaki
Menurut dr UF Bagazi, SpOG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Brawijaya Women and Children Hospital (BWCH), sebenarnya kelamin janin sudah terbentuk pada minggu ke-3 atau hari ke 21 setelah masa konsepsi. Kemudian, alat kelamin janin akan terus berkembang, dan umumnya pada minggu ke-21 kelamin sudah sempurna, ujarnya. Namun, menurut dr Bagazi, akurasi USG dalam memperlihatkan jenis kelamin bayi akan lebih optimal pada saat menginjak usia kehamilan 28 minggu atau sekitar 7 bulan. Mungkin, karena itulah ada mitos yang menyebutkan pantang bagi wanita hamil untuk membeli pernak-pernik bayi sebelum usia 7 bulan.
Menurut dr UF Bagazi, SpOG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Brawijaya Women and Children Hospital (BWCH), sebenarnya kelamin janin sudah terbentuk pada minggu ke-3 atau hari ke 21 setelah masa konsepsi. Kemudian, alat kelamin janin akan terus berkembang, dan umumnya pada minggu ke-21 kelamin sudah sempurna, ujarnya. Namun, menurut dr Bagazi, akurasi USG dalam memperlihatkan jenis kelamin bayi akan lebih optimal pada saat menginjak usia kehamilan 28 minggu atau sekitar 7 bulan. Mungkin, karena itulah ada mitos yang menyebutkan pantang bagi wanita hamil untuk membeli pernak-pernik bayi sebelum usia 7 bulan.
Menurut dr. Bagazi juga, sebenarnya tidak ada faktor-faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi jenis kelamin janin. Meski demikian, ada sejumlah kiat yang dapat diusahakan pasangan yang menginginkan anak dengan jenis kelamin tertentu, seperti :
1. Sistem kalender
Menentukan masa subur dengan menggunakan sistem kalender ada dua cara yaitu :
1. Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur berlangsung 14 +/- 1 hari haid berikutnya. Artinya masa subur berlangsung pada hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid yang akan datang.
2. Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka pertama tama harus dicatat panjang siklus haid sekurang kurangnya selama 6 siklus. Dari jumlah hari pada siklus terpanjang, dikurangi dengan 11 akan diperoleh hari subur terakhir dalam siklus haid tersebut. Sedangkan dari jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 8, diperoleh hari subur
pertama dalam siklus haid tersebut. Misal : siklus terpanjang = 31, sedangkan siklus terpendek = 26, maka masa subur dapat dihitung, 31 - 11 = 20, dan 26 - 8 = 18, jadi masa subur berlangsung pada hari ke 18 sampai hari ke 20.
2. Metode lendir serviks
Dalam metode ini dinilai sifat dari lendir atau cairan yang dihasilkan oleh leher rahim atau serviks. Saat ovulasi atau masa subur, lendir serviks akan bertambah jumlahnya dengan warna yang jernih dan elastis. Saat ini wanita akan merasakan basah pada saluran kelaminya. Untuk memeriksa elastisitas cairan serviks bisa dilakukan dengan cara
memasukan jari telunjuk ke vagina sampai menyentuh serviks, lalu setelah jari terisi cairan serviks itu dikeluarkan dari vagina, dengan bantuan ibu jari, cairan itu ditarik sedemikian rupa (pelan-pelan) sampai putus. Bila terputus kurang dari 10 cm maka si wanita bukan dalam masa subur, bila sampai kira kira 10 cm maka si wanita sedang dalam masa subur.
3. Intervensi/inseminasi
Memilih menggunakan cara ini, berarti Anda akan membutuhkan bantuan dokter. Istilah yang cukup populer dalam merencanakan jenis kelamin dengan intervensi adalah inseminasi. Dokter akan mengambil komponen sperma suami. Bila ingin anak laki-laki, maka komponen sperma yang diambil adalah yang kemungkinan akan menjadi anak laki laki. Kemudian, sperma yang telah dipilih itu disuntikkan ke dalam rahim istri, begitupun sebaliknya bila menginginkan bayi perempuan. Meskipun pada banyak kasus cara ini cukup berhasil, tetap saja kegagalan dapat terjadi.
4. Bayi tabung
Anda dapat menggunakan sistem Pre-implantation Genetic Diagnostic (PGD). Cara ini cenderung lebih aman, karena dapat melakukan diagnostik mengenai faktor-faktor kemungkinan adanya kelainan pada janin dan bagi ibu yang berisiko. Setelah itu, barulah dilakukan screening. Selain dapat lebih memastikan jenis kelamin janin, juga dapat
memungkinkan terhindar dari berbagai kelainan. Di Indonesia, program bayi tabung dilakukan menggunakan sperma suami, dan melalui rahim istri. Sehingga, bayi yang akan dilahirkan benar-benar anak kandung dari pasangan yang bersangkutan. Program bayi tabung dapat diikuti oleh siapapun, terutama bagi pasangan yang kesulitan memiliki anak.
Seperti kita ketahui, setiap kali ejakulasi, laki-laki normal mengeluarkan sperma 2 sampai 5 semprotan. Dalam durasi tersebut, sperma yang dihasilkan sekitar 2 sampai 5 cc. Sperma yang normal tiap cc mengandung 60 – 200 juta spermatozoa. Jadi setiap seorang laki-laki mengalami ejakulasi, 120 sampai 1 milyar sperma telah dikeluarkan dari tubuhnya. Adapun sperma itu sendiri mempunyai dua gen yaitu, Androsperma yang juga disebut gen Y dan Gynosperma yang bisa kita sebut sebagai gen X. Gen Y adalah gen yang memungkinkan kita seorang ibu mengandung anak perempuan, sedangkan gen X adalah sebaliknya. Jika suami dan istri sama-sama dominan gen X nya maka kemungkinan besar, keduanya akan mempunyai anak perempuan. Tapi jika sang ayah dominan gen Y dan sang ibu gen X maka kemungkinan besar anak yang dilahirkan adalah laki-laki.
Ciri-ciri spermatozoa:
Androsperma, membawa gen Y:
- Bergerak lebih lambat.
- Lebih mampu bertahan hidup lebih lama (berumur rata-rata kira-kira 2 sampai 3 hari).
- Lebih tahan dalam ‘suasana’ asam.
- Tidak tahan dalam ‘suasana’ basa.
- Memiliki Berat Jenis (BJ) lebih ringan.
Gynosperma, membawa gen X:
- Bergerak lebih gesit.
- Hidup lebih singkat (berumur rata-rata kira-kira hanya 1 hari saja)
- Tidak tahan dalam ‘suasana’ asam.
- Lebih tahan dalam ‘suasana’ basa.
- Memiliki Berat Jenis (BJ) lebih berat.
Tabel dibawah ini juga akan membantu untuk memprediksi jenis kelamin dari anak yang akan dilahirkan. Akurasi dari tabel dibawah telah dibuktikan oleh ribuan orang dan hal ini dipercaya sebagai 99% kebenarannya. Tabel ini diambil dari Royal Tomb dekat Peking, China. Original copy tersimpan di Institute of Science of Peking .
UMUR ISTRI (TAHUN)
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Keterangan : P = Perempuan L = Laki-laki
Penjelasan : Anda dapat memilih musim atau bulan yang Anda inginkan untuk mendapatkan bayi laki-laki atau perempuan dengan berpedoman pada tabel di atas. Usia istri dari umur 18 sampai 45 tahun pada baris atas dari tabel, sedangkan kolom kiri dari tabel menunjukkan bulan pembuahan dari anak yang diinginkan.
Dengan berpedoman pada tabel di atas Anda akan dapat memilih waktu kapan harus berhubungan menurut jenis kelamin anak yang diinginkan. Jadi Anda dapat merencanakan untuk mempunyai anak laki-laki ataupun perempuan.
Contoh singkat : Jika istri berusia 27th dan bayinya dibuat pada bulan Januari, berdasarkan tabel di atas, bayi yang akan dilahirkan adalah perempuan. Tabel di atas didasarkan pada bulan proses pembuahan bayi, bukan kelahiran dari bayi.
Keterangan : Ahli - ahli genetika China telah meneliti dan menyajikan kembali tabel ini setelah terkubur lama di Royal Tomb selama 700 tahun yang lalu.
Tentu saja pilihan-pilihan di atas ditujukan bagi pasangan yang tidak mempunyai masalah dengan sistem reproduksinya. Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan, manusia boleh berusaha, tapi Tuhan juga yang menentukan
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, seluruh jenjang dan jenis pendidikan
yang ada harus berupaya maksimal untuk mengembangkan secara seimbang seluruh
aspek kepribadian anak, termasuk didalamnya kecerdasan intelektual, kepekaan hati
nurani, iman, dan keterampilan berperilaku/bertindak. Namun dalam beberapa dekade
yang lampau nampak bahwa hampir seluruh jenis dan jenjang pendidikan, khususnya
pendidikan formal, lebih menekankan pengembangan aspek kecerdasan intelektual, dan
menomorduakan pengembangan kepekaan hati nurani, iman, dan keterampilan
berperilaku yang secara ringkas sering disebut budi pekerti
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, seluruh jenjang dan jenis pendidikan
yang ada harus berupaya maksimal untuk mengembangkan secara seimbang seluruh
aspek kepribadian anak, termasuk didalamnya kecerdasan intelektual, kepekaan hati
nurani, iman, dan keterampilan berperilaku/bertindak. Namun dalam beberapa dekade
yang lampau nampak bahwa hampir seluruh jenis dan jenjang pendidikan, khususnya
pendidikan formal, lebih menekankan pengembangan aspek kecerdasan intelektual, dan
menomorduakan pengembangan kepekaan hati nurani, iman, dan keterampilan
berperilaku yang secara ringkas sering disebut budi pekerti
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
KOMPONEN KURIKULUM
1. TUJUAN
Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
2. BAHAN PEMBELAJARAN
Merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar, bahan pembelajaran yang disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar.
3. PROSES BELAJAR MENGAJAR
Kegiatan pembelajaran dirancang mengikuti prinsip-prinsip belajar mengajar, baik terkait dengan keluasan bahan/materi,pengalaman belajar, tempat dan waktu belajar, alat/sumber belajar, bentuk pengorganisasian kelas dan cara penialian. Dalamkegiatan pembelajaran guru perlu memberikan dorongan kepada peserta didik untuk mengungkapkan kemampuannya dalam membangun gagasan. Guru berperan sebagai fasilitator dan bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang dapat menumbuhkan prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab peserta didik untuk belajar. Disamping itu guru dalam mengelola kegiatan berbagai pihak yang terlibat didalam pembelajaran dan harus pandai memotivasi peserta didik untuk terbuka, kreatif, responsif, interaktif dalam kegiatan pembelajaran. Kualitas pendidkan dapat diukur dan ditentukan oleh sejauh mana kegiatan pembelajaran tertentu dapat menjadi alat perubah tingkah laku peserta didik ke arah yang sesuai dengan tujuan/kompentensi yang telah ditetapkan.
4. PENILAIAN
Suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran.
KOMPONEN KURIKULUM YANG LAINNYA :
Menurut Akhmad Sudrajad : Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) materi; (3) strategi, pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.
A. Tujuan
Mengingat pentingnya pendidikan bagi manusia, hampir di setiap negara telah mewajibkan para warganya untuk mengikuti kegiatan pendidikan, melalui berbagai ragam teknis penyelenggaraannya, yang disesuaikan dengan falsafah negara, keadaan sosial-politik kemampuan sumber daya dan keadaan lingkungannya masing-masing. Kendati demikian, dalam hal menentukan tujuan pendidikan pada dasarnya memiliki esensi yang sama. Seperti yang disampaikan oleh Hummel (Uyoh Sadulloh, 1994) bahwa tujuan pendidikan secara universal akan menjangkau tiga jenis nilai utama yaitu:
1. Autonomy; gives individuals and groups the maximum awarenes, knowledge, and ability so that they can manage their personal and collective life to the greatest possible extent.
2. Equity; enable all citizens to participate in cultural and economic life by coverring them an equal basic education.
3. Survival ; permit every nation to transmit and enrich its cultural heritage over the generation but also guide education towards mutual understanding and towards what has become a worldwide realization of common destiny.)
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan Nasional, bahwa : ” Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”..
Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.
Tujuan-tujuan pendidikan mulai dari pendidikan nasional sampai dengan tujuan mata pelajaran masih bersifat abstrak dan konseptual, oleh karena itu perlu dioperasionalkan dan dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan pendidikan yang lebih operasional, yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran dari setiap mata pelajaran.
Pada tingkat operasional ini, tujuan pendidikan dirumuskan lebih bersifat spesifik dan lebih menggambarkan tentang “what will the student be able to do as result of the teaching that he was unable to do before” (Rowntree dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 1997). Dengan kata lain, tujuan pendidikan tingkat operasional ini lebih menggambarkan perubahan perilaku spesifik apa yang hendak dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran. Merujuk pada pemikiran Bloom, maka perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Lebih jauh lagi, dengan mengutip dari beberapa ahli, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) memberikan gambaran spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai pada tujuan pembelajaran, yakni :
1. Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik, dengan : (a) menggunakan kata-kata kerja yang menunjukkan perilaku yang dapat diamati; (b) menunjukkan stimulus yang membangkitkan perilaku peserta didik; dan (c) memberikan pengkhususan tentang sumber-sumber yang dapat digunakan peserta didik dan orang-orang yang dapat diajak bekerja sama.
2. Menunjukkan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik, dalam bentuk: (a) ketepatan atau ketelitian respons; (b) kecepatan, panjangnya dan frekuensi respons.
3. Menggambarkan kondisi-kondisi atau lingkungan yang menunjang perilaku peserta didik berupa : (a) kondisi atau lingkungan fisik; dan (b) kondisi atau lingkungan psikologis.
Upaya pencapaian tujuan pembelajaran ini memiliki arti yang sangat penting.. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran pada tingkat operasional ini akan menentukan terhadap keberhasilan tujuan pendidikan pada tingkat berikutnya.
Terlepas dari rangkaian tujuan di atas bahwa perumusan tujuan kurikulum sangat terkait erat dengan filsafat yang melandasinya. Jika kurikulum yang dikembangkan menggunakan dasar filsafat klasik (perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) sebagai pijakan utamanya maka tujuan kurikulum lebih banyak diarahkan pada pencapaian penguasaan materi dan cenderung menekankan pada upaya pengembangan aspek intelektual atau aspek kognitif.
Apabila kurikulum yang dikembangkan menggunakan filsafat progresivisme sebagai pijakan utamanya, maka tujuan pendidikan lebih diarahkan pada proses pengembangan dan aktualisasi diri peserta didik dan lebih berorientasi pada upaya pengembangan aspek afektif.
Pengembangan kurikulum dengan menggunakan filsafat rekonsktruktivisme sebagai dasar utamanya, maka tujuan pendidikan banyak diarahkan pada upaya pemecahan masalah sosial yang krusial dan kemampuan bekerja sama.
Sementara kurikulum yang dikembangkan dengan menggunakan dasar filosofi teknologi pendidikan dan teori pendidikan teknologis, maka tujuan pendidikan lebih diarahkan pada pencapaian kompetensi.
Dalam implementasinnya bahwa untuk mengembangkan pendidikan dengan tantangan yang sangat kompleks boleh dikatakan hampir tidak mungkin untuk merumuskan tujuan-tujuan kurikulum dengan hanya berpegang pada satu filsafat, teori pendidikan atau model kurikulum tertentu secara konsisten dan konsekuen. Oleh karena itu untuk mengakomodir tantangan dan kebutuhan pendidikan yang sangat kompleks sering digunakan model eklektik, dengan mengambil hal-hal yang terbaik dan memungkinkan dari seluruh aliran filsafat yang ada, sehingga dalam menentukan tujuan pendidikan lebih diusahakan secara bereimbang. .
B. Materi Pembelajaran
Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik (perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) penguasaan materi pembelajaran menjadi hal yang utama. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :
1. Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
2. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
3. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
4. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.
6. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
7. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi.
8. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.
9. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis besarnya.
10. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat progresivisme lebih memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus diambil dari dunia peserta didik dan oleh peserta didik itu sendiri. Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat konstruktivisme, materi pembelajaran dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan topik-topik yang diangkat dari masalah-masalah sosial yang krusial, misalnya tentang ekonomi, sosial bahkan tentang alam. Materi pembelajaran yang berlandaskan pada teknologi pendidikan banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa dan diambil hal-hal yang esensialnya saja untuk mendukung penguasaan suatu kompetensi. Materi pembelajaran atau kompetensi yang lebih luas dirinci menjadi bagian-bagian atau sub-sub kompetensi yang lebih kecil dan obyektif.
Berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pendidik memiliki wewenang penuh untuk menentukan materi pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. Dalam prakteknya untuk menentukan materi pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal berikut :.
1. Sahih (valid); dalam arti materi yang dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya. Di samping itu, juga materi yang diberikan merupakan materi yang aktual, tidak ketinggalan zaman, dan memberikan kontribusi untuk pemahaman ke depan.
2. Tingkat kepentingan; materi yang dipilih benar-benar diperlukan peserta didik. Mengapa dan sejauh mana materi tersebut penting untuk dipelajari.
3. Kebermaknaan; materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis maupun non akademis. Manfaat akademis yaitu memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan lebih lanjut. Sedangkan manfaat non akademis dapat mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Layak dipelajari; materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit) maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan kondisi setempat.
5. Menarik minat; materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi peserta didik untuk mempelajari lebih lanjut, menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri kemampuan mereka.
Terlepas dari filsafat yang mendasari pengembangan materi, Nana Syaodih Sukamadinata (1997) mengetengahkan tentang sekuens susunan materi pembelajaran, yaitu :
1. Sekuens kronologis; susunan materi pembelajaran yang mengandung urutan waktu.
2. Sekuens kausal; susunan materi pembelajaran yang mengandung hubungan sebab-akibat.
3. Sekuens struktural; susunan materi pembelajaran yang mengandung struktur materi.
4. Sekuens logis dan psikologis; sekuensi logis merupakan susunan materi pembelajaran dimulai dari bagian menuju pada keseluruhan, dari yang sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sekuens psikologis sebaliknya dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang kompleks menuju yang sederhana. Menurut sekuens logis materi pembelajaran disusun dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur, dari masalah bagaimana ke masalah mengapa.
5. Sekuens spiral ; susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topik atau bahan tertentu yang populer dan sederhana, kemudian dikembangkan, diperdalam dan diperluas dengan bahan yang lebih kompleks.
6. Sekuens rangkaian ke belakang; dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah akhir dan mundur kebelakang. Contoh pemecahan masalah yang bersifat ilmiah, meliputi 5 langkah sebagai berikut : (a) pembatasan masalah; (b) penyusunan hipotesis; (c) pengumpulan data; (d) pengujian hipotesis; dan (e) interpretasi hasil tes.
7. Dalam mengajarnya, guru memulai dengan langkah (a) sampai (d), dan peserta didik diminta untuk membuat interprestasi hasilnya (e). Pada kasempatan lain guru menyajikan data tentang masalah lain dari langkah (a) sampai (c) dan peserta didik diminta untuk mengadakan pengetesan hipotesis (d) dan seterusnya.
8. Sekuens berdasarkan hierarki belajar; prosedur pembelajaran dimulai menganalisis tujuan-tujuan yang ingin dicapai, kemudian dicari suatu hierarki urutan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai peserta didik, berturut-berturut sampai dengan perilaku terakhir.
C. Strategi pembelajaran
Telah disampaikan di atas bahwa dilihat dari filsafat dan teori pendidikan yang melandasi pengembangan kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan tujuan dan materi pembelajaran, hal ini tentunya memiliki konsekuensi pula terhadap penentuan strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan. Apabila yang menjadi tujuan dalam pembelajaran adalah penguasaan informasi-intelektual,–sebagaimana yang banyak dikembangkan oleh kalangan pendukung filsafat klasik dalam rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi pembelajaran yang dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru. Guru merupakan tokoh sentral di dalam proses pembelajaran dan dipandang sebagai pusat informasi dan pengetahuan. Sedangkan peserta didik hanya dianggap sebagai obyek yang secara pasif menerima sejumlah informasi dari guru. Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan pada umumnya bersifat penyajian (ekspositorik) secara massal, seperti ceramah atau seminar. Selain itu, pembelajaran cenderung lebih bersifat tekstual.
Strategi pembelajaran yang berorientasi pada guru tersebut mendapat reaksi dari kalangan progresivisme. Menurut kalangan progresivisme, yang seharusnya aktif dalam suatu proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari kalangan rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui dinamika kelompok.
Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok (kooperatif), seperti : pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya.
Dalam hal ini, guru tidak banyak melakukan intervensi. Peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan guider. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai motivator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal.
Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi yang menekankan pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski masih bersifat penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan klasik, tetapi dalam pembelajaran teknologis masih dimungkinkan bagi peserta didik untuk belajar secara individual. Dalam pembelajaran teknologis dimungkinkan peserta didik untuk belajar tanpa tatap muka langsung dengan guru, seperti melalui internet atau media elektronik lainnya. Peran guru dalam pembelajaran teknologis lebih cenderung sebagai director of learning, yang berupaya mengarahkan dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan belajar sesuai dengan apa yang telah didesain sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas, ternyata banyak kemungkinan untuk menentukan strategi pembelajaran dan setiap strategi pembelajaran memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri.
Terkait dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, belakangan ini mulai muncul konsep pembelajaran dengan isitilah PAKEM, yang merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Oleh karena itu, dalam prakteknya seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi.
D. Organisasi Kurikulum
Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu:
1. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi diberikan sama
2. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.
3. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan “core subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
4. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah, dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan secara terintegrasi.
6. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih cenderung menggunakan pengorganisasian yang bersifat eklektik, yang terbagi ke dalam lima kelompok mata pelajaran, yaitu : (1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; (4) kelompok mata pelajaran estetika; dan (5) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok-kelompok mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam sejumlah mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah. Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata pelajaran muatan lokal serta untuk kepentingan penyaluran bakat dan minat peserta didik disediakan kegiatan pengembangan diri.
E. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan oleh Wright bahwa : “curriculum evaluation may be defined as the estimation of growth and progress of students toward objectives or values of the curriculum”
Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility) program. Sementara itu, Hilda Taba menjelaskan hal-hal yang dievaluasi dalam kurikulum, yaitu meliputi ; “ objective, it’s scope, the quality of personnel in charger of it, the capacity of students, the relative importance of various subject, the degree to which objectives are implemented, the equipment and materials and so on.”
Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum. Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum atau komponen-komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut. Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan hasil belajar siswa.
Agar hasil evaluasi kurikulum tetap bermakna diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Dengan mengutip pemikian Doll, dikemukakan syarat-syarat evaluasi kurikulum yaitu “acknowledge presence of value and valuing, orientation to goals, comprehensiveness, continuity, diagnostics worth and validity and integration.”
Evaluasi kurikulum juga bervariasi, bergantung pada dimensi-dimensi yang menjadi fokus evaluasi. Salah satu dimensi yang sering mendapat sorotan adalah dimensi kuantitas dan kualitas. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi diemensi kuantitaif berbeda dengan dimensi kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes prestasi belajar, tes diagnostik dan lain-lain. Sedangkan, instrumen untuk mengevaluasi dimensi kualitatif dapat digunakan, questionnare, inventori, interview, catatan anekdot dan sebagainya
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Hasil – hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya. (disarikan dari Nana Syaodih Sukmadinata, 1997)
Selanjutnya, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan tiga pendekatan dalam evaluasi kurikulum, yaitu : (1) pendekatan penelitian (analisis komparatif); (2) pendekatan obyektif; dan (3) pendekatan campuran multivariasi.
Seorang ibu bercerita dalam sebuah arisan… anaknya sekarang jika tidur tidak mau sendiri..kalau ditinggal akan berteriak-teriak dan menangis seperti ketakutan…”aku sampai bingung, ada apa dengan anakku?”
Seorang ibu bercerita dalam sebuah arisan… anaknya sekarang jika tidur tidak mau sendiri..kalau ditinggal akan berteriak-teriak dan menangis seperti ketakutan…”aku sampai bingung, ada apa dengan anakku?”
wah aku heran benar sama muridku yang satu itu…kejadian seperti ini terus berualng dari sejak dia masuk TK, seperti misalnya kemarin waktu makan bersama, seharusnya dia duduk bersama teman-temannya yang lain, tetapi dia justru berdiri di dekat kipas angin dan menyala matikan kipas angin sampai berulang-ulang...kenapa dia ya?”
Anak Non Normatif
Medical model
Abnormality as deviation from average
Abnormality as deviation from the ideal
Faktor yg mempengaruhi…
Biological birthright
Konteks sosial
Gangguan bahasa
Gagap
Ekspresif
ReseptifStuttering
GAGAP
Pengulangan suara/suku kata
Perpanjangan suara
Penambahan/interjection
Broken words
audible/silent blocking
Circumlocution/mengganti kata
~ Muncul 2-7 th
3% lebih besar pd laki2 80% hilang setelah memasuki SD
71% keturunan à Perkembangan abnormal di lokasi yg berhubungan dg pusat bhs di otak (hemispher kiri)
Self esteem
penanganan
Mengajarkan bicara perlahan-lahan
Menggunakan kalimat pendek sederhana
Memindahkan tension pd saat bicara
Ekspresif dan reseptif
• Terdapat jarak antara apa yg dimengerti dgn apa yg akan dikatakan.
• Kesulitan dlm memahami aspek dr bicara
• Sering dianggap tdk patuh
Penyebab
• Genetik (50-70%)
• Fungsi otak – pusat lobus temporal kiri
• Infeksi telinga tengah
• Lingk rumah
penanganan
• Menggali minat anak
• Terapi wicara
Insecure _ penakut
Sumber ketakutan
– Luka fisik, operasi, ketakutan utk diculik
– Kejadian alam
– Stres psikis (kejadian di sekolah, berbuat salah
2-4 th à binatang, badai, gelap, org asing
4-6 th à ketakutan imajiner
penanganan
Bermain
Menunjukkan empati & dukungan
Mengekspos situasi yg menakutkan kpd anak
Menjadi model
Memberi reward thd keberanian
Insecure _ rendah diri Insecure _ rendah diri
Self esteem rendah
Merasa tdk mampu, pesimis, & mudah kecil hati
Penanganan
Meningkatkan pemahaman diri
Mendukung kompetensi & kemandirian anak
Menyediakan kehangatan & penerimaan
Fokus pd hal positif yg dpt dilakukan anak
Menyediakan pengalaman konstruktif
Meningkatkan rasa percaya diri
Memberikan reward
Insecure _ pemalu
Merasa diri lemah, berbeda
Kurang mengambil inisiatif
Senang bermain soliter
penanganan
Mendukung & memberi reward thd sosialisai anak
Mendukung kepercayaan diri & sikap wajar
Menyediakan suasana hangat, penuh penerimaan
Melatih ketrampilan sos (main peran, hand puppet, modelling)
Menyediakan agen sosialisasi
Membuat kegiatan yg merangsang utk interaksi
Insecure _ pencemas
Komponen dasar
– Keadaan subjektif (ketegangan, ketakutan)
– Respon TL (terganggunya fs bicara, menghindar)
– Respon psikologis (otot tegang, tekanan darah, mulut kering, mual)
Konsep diri buruk
Penanganan
Menerima anak & menenangkan hati
Variasi strategi (misal kegiatan yg tdk kompetitif)
Mendorong anak mengekspresikan perasaan
Meningkatkan pemahaman & pemecahan mslh
Meminta bantuan
Fobia
Ketakutan intens & irasional thd objek/kejadian ttt
Ketakutan yg tdk proporsional, tdk dpt dikontrol scr sengaja, menyebabkan individu menghindar, bertahan lama, mal-adaptif
Agoraphobia – ruang terbuka
Claustrophobia – ruang tertutup
Acrophobia – ketinggian
Penanganan
– Participatory modelling
– Shock therapy
Obsesi kompulsi
Pikiran/bayangan yg tdk dpt dicegah
Tindakan stereotip – berulang
Intelegensi di atas rata2, pandangan kaku disertai perasaan bersalah
Penyebab : misteri à genetik
Penanganan medis
Penanganan response prevention
Anti sosial
Ketidakpatuhan
Schaefer & Millman
Bentuk
The passive resistant
The openly defiant
Spiteful type of noncompliance
penyebab : ortu permisif, disiplin kaku, ortu berada dlm stres/konflik, lelah, sakit, lapar, tekanan emosional
Kerjasama
Menciptakan hub yg akrab
Responsif
Modelling
Aturan jelas, spesifik, konsisten
Temper tantrum
Ekspresi kemarahan kuat, lepas kontrol, disertai perilaku menangis, menjerit, menghentakkan kaki, tangan, agresif
Pemicu : kelelahan, frustrasi, penolakan
Jenis :
Manipulative tantrum
Verbal frustration tantrum
Temperamental tantrum
Ekspresi kemarahan kuat, lepas kontrol, disertai perilaku menangis, menjerit, menghentakkan kaki, tangan, agresif
Retardasi mental
• Taraf kecerdasan dibawah rata-rata < 70
• Lambat belajar,
• Keterbatasan kecerdasan praktis & sosial
• Penyebab :
– Kelebihan kromosom pd no 21
– Radiasi sinar X, gizi buruk, obat-obatan (antibiotik, hormon, steroid, narkotika, obat penenang, vit A dan k berlebihan), rhesus
– Penolakan ortu
• Penanganan
– Mengenalkan materi perlahan
– Membantu memusatkan perhatian terlebih dahulu
– Nyata dan bertahap
Down syndrome
• Mutasi gen pd kromosom 21
• Ukuran kepala kecil, lidah besar, mulut kecil, bentuk mata dengan kelopak mata seakan-akan sulit membuka, leher pendek, telapak tangan persegi empat lebar, jari pendek melengkung
• Biasanya retardasi mental
Gangguan ADD/ADHD
Attention deficit disorder /GPP
Attention deficit and hiperactive disorder
Ketidakseimbangan neurotransmitter/penghantar sinyal syaraf pd 3 area otak
Komplikasi proses kelahiran, berat lahir < 2500gram
Inatttention, impulsivitas, hiperaktivitas, disorganisasi, relasi sosial, agresif, konsep diri, perilaku mencari sensasi, melamun, koordinasi motorik, daya ingat, pola pikir/ide obsesif
penanganan
In attentif
Anak duduk dekat guru/di depan
Gunakan isyarat pribadi
Instruksi lisan & tertulis
Tugas yg sedehana
Meminta bantuan dr siswa lain utk schafolding
Hiperaktif
Kesempatan jeda dr duduk, peregangan
Posisi yg memungkinkan berdiri tanpa mengganggu siswa lain
Manfaat energi anak
Kegiatan pergerakan tubuh & interaksi aktif guru-siswa
Impulsif
Persiapkan siswa utk ms transisi antar kegiatan
Beri pujian/reward utk perilaku positif
Aturan jelas utk bertindak dlm kelas
Jelaskan konsekuensi jika melanggar & konsisten
Autism
• Impairment komunikasi, impairment interaksi sosial, perkemb motorik tdk seimbang, munculnya pola perilaku yg stereotipe dan repetitive
• Karakteristik
– Perkembangan terlambat
– Lebih tertarik dg benda
– Tdk mau dipeluk
– Kelainan sensoris
– Menunjukkan pola tertentu
Metode lovaas
• Applied Behavior Analysis
• Ivar Lovaas
• Pemberian reward & punishment
• Penekanan pd kemampuan bhs, sos emosi, akademis, bantu diri
Sensory integration therapy
Peningkatan kemampuan integrasi sensoris
ayunan, bola, sikat dan baju lembut, parfum, lampu berwarna, pemijatan, barang bertekstur variasi.
Penanganan guru
belajar menyelami emosi
terus memberi stimulasi
melatih instink sosial
jadual pasti
mengembangkan potensi anak
Agresif
Perilaku luar biasa
Kronis (menetap)
Tdk sesuai norma sosial
Karakteristik
Sering berkelahi
Mengonarkan barang milik orla
Berbohong
Membolos
Menyiksa binatang
Melukai orla
penyebab
Biologis
Alkohol
Keluarga
Disiplin tdk konsisten, permisif, keras penuh tuntutan, hukuman tdk tepat,kurang memonitor anak, krg memberi aturan, komunikasi kurang, ortu gagal mjd model, ibu/ortu depresif, penolakan ortu
Sekolah
Prestai rendah, ditolak teman, disiplin kaku/longgar, inkonsisten, guru/teman mjd model
Budaya
Fenomena di masyarakat
penanganan
Semua pihak
Berlatih mengungkapkan perasaan yg dirasakan (role play)
Model
Membantu penyelesaian tugas
Komunikasikan dg ortu
Memahami anak yg mjd korban