Seorang ibu bercerita dalam sebuah arisan… anaknya sekarang jika tidur tidak mau sendiri..kalau ditinggal akan berteriak-teriak dan menangis seperti ketakutan…”aku sampai bingung, ada apa dengan anakku?”
Seorang ibu bercerita dalam sebuah arisan… anaknya sekarang jika tidur tidak mau sendiri..kalau ditinggal akan berteriak-teriak dan menangis seperti ketakutan…”aku sampai bingung, ada apa dengan anakku?”
wah aku heran benar sama muridku yang satu itu…kejadian seperti ini terus berualng dari sejak dia masuk TK, seperti misalnya kemarin waktu makan bersama, seharusnya dia duduk bersama teman-temannya yang lain, tetapi dia justru berdiri di dekat kipas angin dan menyala matikan kipas angin sampai berulang-ulang...kenapa dia ya?”
Anak Non Normatif
Medical model
Abnormality as deviation from average
Abnormality as deviation from the ideal
Faktor yg mempengaruhi…
Biological birthright
Konteks sosial
Gangguan bahasa
Gagap
Ekspresif
ReseptifStuttering
GAGAP
Pengulangan suara/suku kata
Perpanjangan suara
Penambahan/interjection
Broken words
audible/silent blocking
Circumlocution/mengganti kata
~ Muncul 2-7 th
3% lebih besar pd laki2 80% hilang setelah memasuki SD
71% keturunan à Perkembangan abnormal di lokasi yg berhubungan dg pusat bhs di otak (hemispher kiri)
Self esteem
penanganan
Mengajarkan bicara perlahan-lahan
Menggunakan kalimat pendek sederhana
Memindahkan tension pd saat bicara
Ekspresif dan reseptif
• Terdapat jarak antara apa yg dimengerti dgn apa yg akan dikatakan.
• Kesulitan dlm memahami aspek dr bicara
• Sering dianggap tdk patuh
Penyebab
• Genetik (50-70%)
• Fungsi otak – pusat lobus temporal kiri
• Infeksi telinga tengah
• Lingk rumah
penanganan
• Menggali minat anak
• Terapi wicara
Insecure _ penakut
Sumber ketakutan
– Luka fisik, operasi, ketakutan utk diculik
– Kejadian alam
– Stres psikis (kejadian di sekolah, berbuat salah
2-4 th à binatang, badai, gelap, org asing
4-6 th à ketakutan imajiner
penanganan
Bermain
Menunjukkan empati & dukungan
Mengekspos situasi yg menakutkan kpd anak
Menjadi model
Memberi reward thd keberanian
Insecure _ rendah diri Insecure _ rendah diri
Self esteem rendah
Merasa tdk mampu, pesimis, & mudah kecil hati
Penanganan
Meningkatkan pemahaman diri
Mendukung kompetensi & kemandirian anak
Menyediakan kehangatan & penerimaan
Fokus pd hal positif yg dpt dilakukan anak
Menyediakan pengalaman konstruktif
Meningkatkan rasa percaya diri
Memberikan reward
Insecure _ pemalu
Merasa diri lemah, berbeda
Kurang mengambil inisiatif
Senang bermain soliter
penanganan
Mendukung & memberi reward thd sosialisai anak
Mendukung kepercayaan diri & sikap wajar
Menyediakan suasana hangat, penuh penerimaan
Melatih ketrampilan sos (main peran, hand puppet, modelling)
Menyediakan agen sosialisasi
Membuat kegiatan yg merangsang utk interaksi
Insecure _ pencemas
Komponen dasar
– Keadaan subjektif (ketegangan, ketakutan)
– Respon TL (terganggunya fs bicara, menghindar)
– Respon psikologis (otot tegang, tekanan darah, mulut kering, mual)
Konsep diri buruk
Penanganan
Menerima anak & menenangkan hati
Variasi strategi (misal kegiatan yg tdk kompetitif)
Mendorong anak mengekspresikan perasaan
Meningkatkan pemahaman & pemecahan mslh
Meminta bantuan
Fobia
Ketakutan intens & irasional thd objek/kejadian ttt
Ketakutan yg tdk proporsional, tdk dpt dikontrol scr sengaja, menyebabkan individu menghindar, bertahan lama, mal-adaptif
Agoraphobia – ruang terbuka
Claustrophobia – ruang tertutup
Acrophobia – ketinggian
Penanganan
– Participatory modelling
– Shock therapy
Obsesi kompulsi
Pikiran/bayangan yg tdk dpt dicegah
Tindakan stereotip – berulang
Intelegensi di atas rata2, pandangan kaku disertai perasaan bersalah
Penyebab : misteri à genetik
Penanganan medis
Penanganan response prevention
Anti sosial
Ketidakpatuhan
Schaefer & Millman
Bentuk
The passive resistant
The openly defiant
Spiteful type of noncompliance
penyebab : ortu permisif, disiplin kaku, ortu berada dlm stres/konflik, lelah, sakit, lapar, tekanan emosional
Kerjasama
Menciptakan hub yg akrab
Responsif
Modelling
Aturan jelas, spesifik, konsisten
Temper tantrum
Ekspresi kemarahan kuat, lepas kontrol, disertai perilaku menangis, menjerit, menghentakkan kaki, tangan, agresif
Pemicu : kelelahan, frustrasi, penolakan
Jenis :
Manipulative tantrum
Verbal frustration tantrum
Temperamental tantrum
Ekspresi kemarahan kuat, lepas kontrol, disertai perilaku menangis, menjerit, menghentakkan kaki, tangan, agresif
Retardasi mental
• Taraf kecerdasan dibawah rata-rata < 70
• Lambat belajar,
• Keterbatasan kecerdasan praktis & sosial
• Penyebab :
– Kelebihan kromosom pd no 21
– Radiasi sinar X, gizi buruk, obat-obatan (antibiotik, hormon, steroid, narkotika, obat penenang, vit A dan k berlebihan), rhesus
– Penolakan ortu
• Penanganan
– Mengenalkan materi perlahan
– Membantu memusatkan perhatian terlebih dahulu
– Nyata dan bertahap
Down syndrome
• Mutasi gen pd kromosom 21
• Ukuran kepala kecil, lidah besar, mulut kecil, bentuk mata dengan kelopak mata seakan-akan sulit membuka, leher pendek, telapak tangan persegi empat lebar, jari pendek melengkung
• Biasanya retardasi mental
Gangguan ADD/ADHD
Attention deficit disorder /GPP
Attention deficit and hiperactive disorder
Ketidakseimbangan neurotransmitter/penghantar sinyal syaraf pd 3 area otak
Komplikasi proses kelahiran, berat lahir < 2500gram
Inatttention, impulsivitas, hiperaktivitas, disorganisasi, relasi sosial, agresif, konsep diri, perilaku mencari sensasi, melamun, koordinasi motorik, daya ingat, pola pikir/ide obsesif
penanganan
In attentif
Anak duduk dekat guru/di depan
Gunakan isyarat pribadi
Instruksi lisan & tertulis
Tugas yg sedehana
Meminta bantuan dr siswa lain utk schafolding
Hiperaktif
Kesempatan jeda dr duduk, peregangan
Posisi yg memungkinkan berdiri tanpa mengganggu siswa lain
Manfaat energi anak
Kegiatan pergerakan tubuh & interaksi aktif guru-siswa
Impulsif
Persiapkan siswa utk ms transisi antar kegiatan
Beri pujian/reward utk perilaku positif
Aturan jelas utk bertindak dlm kelas
Jelaskan konsekuensi jika melanggar & konsisten
Autism
• Impairment komunikasi, impairment interaksi sosial, perkemb motorik tdk seimbang, munculnya pola perilaku yg stereotipe dan repetitive
• Karakteristik
– Perkembangan terlambat
– Lebih tertarik dg benda
– Tdk mau dipeluk
– Kelainan sensoris
– Menunjukkan pola tertentu
Metode lovaas
• Applied Behavior Analysis
• Ivar Lovaas
• Pemberian reward & punishment
• Penekanan pd kemampuan bhs, sos emosi, akademis, bantu diri
Sensory integration therapy
Peningkatan kemampuan integrasi sensoris
ayunan, bola, sikat dan baju lembut, parfum, lampu berwarna, pemijatan, barang bertekstur variasi.
Penanganan guru
belajar menyelami emosi
terus memberi stimulasi
melatih instink sosial
jadual pasti
mengembangkan potensi anak
Agresif
Perilaku luar biasa
Kronis (menetap)
Tdk sesuai norma sosial
Karakteristik
Sering berkelahi
Mengonarkan barang milik orla
Berbohong
Membolos
Menyiksa binatang
Melukai orla
penyebab
Biologis
Alkohol
Keluarga
Disiplin tdk konsisten, permisif, keras penuh tuntutan, hukuman tdk tepat,kurang memonitor anak, krg memberi aturan, komunikasi kurang, ortu gagal mjd model, ibu/ortu depresif, penolakan ortu
Sekolah
Prestai rendah, ditolak teman, disiplin kaku/longgar, inkonsisten, guru/teman mjd model
Budaya
Fenomena di masyarakat
penanganan
Semua pihak
Berlatih mengungkapkan perasaan yg dirasakan (role play)
Model
Membantu penyelesaian tugas
Komunikasikan dg ortu
Memahami anak yg mjd korban